BANYUMAS, lengger.id – Tim kreator digital harus bersusah payah saat menggarap desain ilustrasi “Metamorfosa Lengger”. Gambar-gambar yang dihasilkan, akan diterapkan pada latar panggung, kain penutup kurungan sintren serta materi publikasi.
Koordinator tim kreator digital, Adan “Maruciel” Fajar mengatakan, tim sudah melakukan observasi sejak 19 Oktober 2021 lalu. Seluruh desain, rampung dalam waktu kurang lebih dua pekan.
“Literatur dari internet tentang kesenian Banyumas seperti lengger, sintren, wayang gagrak Banyumas, keris, calung maupun bentuk-bentuk dan motif pakaian tradisional serta tradisinya itu sangat minim. Jadi sebelum menggambar, harus mengumpulkan kepingan-kepingan ide dari observasi,” kata Maruciel.
Baca Juga: Paduan Lintas Disiplin Seni, Rumah Lengger Pentaskan “Metamorfosa Lengger”
Menurutnya, observasi lapangan dibutuhkan untuk menyusun cerita perjalanan lengger secara utuh.
Oleh karena itu, dia dan rekan-rekannya harus bolak-balik mengunjungi Museum Wayang Sendang Mas di komplek Pendapa Yudhanegara, Kota Lama Banyumas.
Walau sekadar untuk mempelajari motif batik yang terpasang pada tubuh wayang Gagrak Banyumas.
Selain itu, Maruciel juga mempelajari motif serta warna batik khas Banyumas yang muncul pada karakter batik tulis Papringan.
“Sempat takut salah, terutama soal pakaian (tercampung dengan motif dari daerah lain). Sampur, informasinya, ciri khas Banyumas ada dua warna. Karena ide-idenya itu berserakan, jadi harus sering-sering tanya, ngobrol dan mendengarkan,” jelasnya.
Baca Juga: Kolaborasi Gerak Tari: 15 Hari Menyamakan Frekuensi Calung, Lengger, Sintren dan Barongsay
Kendati sempat mengalami kesulitan, namun tim kreator digital mampu merampungkan ketiga desain ilustrasi sebelum pementasan berlangsung pada Sabtu, 20 November 2021.
Bagian paling penting adalah tiga gambar panel di atas kanvas tentang perjalanan lengger yang akan menyatu dengan latar panggung. Ketiga ilustrasi itu bersatu dengan instalasi garapan Mursalin dan Syaikul Irfan.(*)